selamat datang

Jumat, 08 Juli 2011

Menyelami Dasar Hati


Saat kau tersesat.., saat kau jatuh ke dalam jurang. Terjerumus akan kenistaan. Kau nikmati semua rasa. kau terlena dengan pekerjaan sia-sia. Kau tenggelam dalam alunan cinta. Dalam rindu yang membara. Dalam rasa yang tak semestinya bertahta di relung jiwa. Kau tak pedulikan ia. Kau tak hiraukan sebait nasihat yang tersirat di wajah sendunya. Tidakkah kau ingin menatap wajahnya. Tersimpan seutas asa diraut wajanya. Ada segenggam cinta, tumbuh dan telah bersemayam lama di dalam batinnya. Tak sedikitpun ia berpaling, meninggalkan. Ada setia yang ia persembahkan. Berbingkai cinta penuh ketulusan.

Ia bukan siapa-siapa. Hanya manusia biasa.

Yah,,,sangat biasa. Terlalu biasa, mungkin bagimu. Tapi tidak bagiku.

Kau tahu…,

Berapa lembar ayat2 cintaNya ia lantunkan setiap nafas hidupnya.

Berapa waktu, sengaja ia sediakan menghadap RabbNya di pagi menjelang siang hari

Berapa waktu ia nikmati dengan isak tangis di setiap malam-malamnya, saat kau dan aku mungkin lenyap oleh nyenyak. Tak ia hiraukan lelahnya. Kakinya gemetar berdiri mengikuti gerak-gerak berisi do’a. ia tak peduli.

Berapa lantunan dzikir, ia lafazkan. Mengingat RabbNya sebagai tempat sandarannya.

Saat ia lemah,, ia tak ingin menyerah. Kau pikir.., ia akan kalah, ketika ujian2 itu menghempas tubuh mungilnya?? Kau pikir ia akan mundur, lalu tiba2 futur?? Kau pikir.., ia akan berhenti menganggap kau saudaranya ketika memang tak satupun di antara kita sahabatnya mempedulikannya, bahkan ketika di titik puncak kelemahannya?? Tidak…, kau salah. Akupun salah awalnya.

Kecintaannya pada RabbNya tak menyurutkan sedikitpun langkah-langkah juangnya.

Meski tak seorangpun menyapanya. Atau tak satupun yang ingin menemani kemana langkahnya. Atau bahkan tak satupun di antara kita yang mengerti akan tujuan besarnya yang mulia. Ia tak peduli. Karena ia terlalu cinta. Cinta dengan jalanNya. Cinta dengan Allah dan RasulNya. Cinta dengan da’wahnya. Dan ia tahu kemana harus bersandar ketika badannya terhempas badai. Ia punya tujuan pasti,, karena itu ia selalu kuat.

Lantas..,masihkah kau terlena, teman. Masihkah kau tak berbuat. Atau mengotori apa yang telah dulu ia jejaki. Ketika kau tahu ada saudara seperti ia. Tidakkah kau ingin. Bermujahadah dalam beramal. Lihat ia berjuang. Seperti apa?? Atau jangan2 kau malah ingin ia yang membersihkan jejakmu yang kotor tadi. Kau ingin ia tertunduk lesu, menambah tumpukan kerjanya. Jangan. Tugasnya sudah terlalu berat.

Bersihkan sendiri jejakmu yang kotor tadi. Berdiri dan segeralah berlari.., kejar ia. Temani langkahnya. Sambut tangannya. Tanamkan azzam. Tancap dalam2 sampai ke akar, bahwa kau punya tujuan mulia sama sepertinya. Kencangkan ikatan pinggangmu. Tinggalkan masa lalumu. Mulailah isi bekalmu. Persiapkan energimu. Karena kita akan berjalan. Jalannya sangat panjang, teman. Tak berujung. Ini akan sangat melelahkan. Rintangan2nya sangat berat. Maka kau harus kuat. Peganglah erat2 apa yang tadi kita tancap dan ikat. Muaranya adalah Allah. Pembimbingnya Rasulullah. Pedomannya adalah kitabullah. Pengamannya adalah iman dan taqwa. Semoga kita sampai pada tujuan mulia, jika tidak, biarkan kita dijemput dengan syahid. Bergelar sebagai mujahid.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Modern Warfare 3